LOGO PCPM ALABIO 1

Teks Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1442 H / 13 Mei 2021 M - Tugas Mukmin Pasca Ramadhan


اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ،

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أما بعد،

اللهُ اَكْبَرْ (2×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jama'ah sholat Idul Fitri 1442 H rahimakumullah

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah rabb semesta alam, yang telah memberikan kepada kita berjuta-juta kenikmatan, salah satunya adalah nikmat keimanan yang melekat kuat dilubuk hati kita,yang mana dengan keimanan tersebut, kita dimudahkan Allah subhanahu wata’ala dalam beribadah dibulan ramadhan, kemudian nikmat keamanan, yang dengan keamanan tersebut kita masih tenang dan gembira dalam beribadah, tanpa adanya todongan senjata dari teroris dan penjajah, dan juga berbagai kenikmatan kenikmatan yang lainnya, yang tidak dapat kita sebutkan satu persatu, dan wajib atas kita memperbanyak bersyukur dengan dua cara, yang pertama memperbanyak kalimat hamdalah dalam setiap gerak-gerik kita, dan kedua bersyukur dengan cara meningkatkan amal ibadah kita kepada sang pencipta.

Shalawat dan salam semoga selalu dapat tercurah dan terucapkan dilisan kita,dilisan keluarga kita pada suri tauladan kita Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada istri beliau—Ummahatul Mukminin—dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum, serta yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.  

Sejak tadi malam telah berkumandang alunan takbir, tasbih, tahmid dan tahlil diseluruh surau-surau,langgar-langgar,mesjid-mesjid diseluruh pelosok dunia, selama disana ada orang muslim,mereka mengagungkan Allah سبحانه و تعالى

sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, atas kesempatan besar yang kita rasakan setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah SWT:

<> وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

 Rasulullah SAW bersabda:

زَيِّنُوْا اَعْيَادَكُمْ بِالتَّكْبِيْر

 “Hiasilah hari raya kalian dengan bertakbir.

اللهُ اَكْبَرْ (2×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah

Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan qiyam ramadhan, dan atas karunia-Nya jualah pada hari ini kita dapat berhari raya bersama, sebagian ada yang kumpul dilanggar-langgar,sebagian ada yang berkumpul dimesjid-mesjid dan sebagian ada yang berkumpul dilapangan besar,maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis Qudsi:

 اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلىَ عِيْدِكُمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اُجْرَهُ اَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَيُنَادِى مُنَادٌ: يَا اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْااِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِى صُمْتُمْ لِى وَاَفْطَرْتُمْ لِى فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ

Artinya: Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan (orang orang yang beriman) kemudian mereka keluar untuk merayakan hari raya kamu sekalian, maka Allah pun berkata: 'Wahai Malaikatku, setiap orang yang mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka'. Sesorang kemudian berseru: 'Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan'. Kemudian Allah pun berkata: 'Wahai hambaku, kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang yang telah mendapatkan ampunan.

 اللهُ اَكْبَرْ (2×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

 Jama`ah Idul Fitri yang berbahagia

Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran hukum dan hikmah, faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk dijadikan bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, semula sesuatu yang halal menjadi haram. Makan dan minum yang semula halal bagi manusia di sepanjang harinya, maka di bulan Ramadhan menjadi haram.

Kita bisa beribadah puasa selama 1 bulan lamanya,menjaga diri dari sesuatu yang haram dan dimakruhkan Allah, itu semua Tidak lain dan tidak bukan karna keimanan yang ada didalam hati kitalah yang menjaga itu semua, tatkala Kita menjadi orang beriman, yang mana itu merupakan syarat utama agar kita bisa mendapatkan janji Allah subhanahu wata’ala yaitu masuk kedalam surganya.

Semua agama mengatakan, diri merekalah yang akan menjadi ahli surga. Yahudi mengatakan, hanya mereka yang akan masuk surga. Nasrani mengatakan, hanya mereka yang akan masuk surga. Namun Allah, Sang pemilik surga, hanya memilih orang islam untuk bisa masuk kedalam surga.

 

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah : 111 – 112, diayat ini Allah membantah perkataan mereka.

 

وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى

 

Mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang beragama Yahudi atau Nasrani.

Allah bantah mereka dengan mengatakan,

تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Demikian itu hanya angan-angan kosong mereka belaka. Katakanlah: Tunjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu adalah orang yang benar.

Selanjutnya, Allah tegaskan, hanya orang muslim yang berhak mendapatkan surga,

 

بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

(Tidaklah demikian) sebaliknya barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah (menjadi muslim), dan dia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Kita berharap, semoga kita bisa beristiqamah menjadi seorang muslim sejati sampai akhir hayat kita.

Allahu akbarallahu akbarlaa ilaaha illallahu wallahu akbar, allahu akbar walillahil hamd

Kaum muslimin yang berbahagia,

 

Hampir dalam setiap agama memiliki hari besar yang mereka rayakan. Hari besar untuk pengagungan kepada apa yang mereka sembah, sekaligus untuk menunjukkan kegembiraan bagi pemeluknya.

Orang nasrani, mereka merayakan hari besarnya untuk mengagungkan tuhannya.

Orang yahudi merayakan hari besarnya tuhannya,juga untuk mengagungkan tuhannya.

Tetapi segala usaha-usaha yang mereka lakukan, berujung pada dosa-dosa syirik yang akan mengantarkan mereka kekal kedalam neraka.

Dan kita kaum muslimin, merayakan hari besar idul fitri dan idul adha, untuk mengagungkan Sang Pencipta alam semesta. Sekaligus menunjukkan kegembiraan seusai menunaikan ibadah kepada Allah. Sehingga, apa yang kita lakukan menjadi ibadah mulia yang menjanjikan pahala besar disisi Allah subhanahu wata’ala.

 

Hadirin jamaah sholat Iedul fitri yang kami muliakan,

 

Kita bisa bandingkan, kegiatan yang dilakukan sama. Sama-sama berhari raya, sama-sama mengeluarkan modal. Akan tetapi ujung akhirnnya sangat jauh berbeda. Yang satu mengantarkan pelakunya kekal di neraka, dan yang satu mengiring pelakunya menuju kenikmatan surga.

Ini karena amal yang kita kerjakan adalah amal yang dilandasi dengan iman. Sehingga apa yang kita lakukan, tidak ada yang sia-sia, dan dinilai ibadah di sisi Allah subhanahu wata’ala.

Ma’asyiral muslimin wajumratal mu’minin Jamaah sholat Iedul Fitri rahimakumullah

Selama ramadhan, kita banyak dimudahkan Allah ta’ala untuk melakukan ketaatan dalam ibadah. Baik ibadah yang kita lakukan disiang hari, berupa puasa maupun ibadah yang kita kerjakan dimalam hari, seperti shalat tarawih.

Ada banyak harapan pahala dari amal yang kita lakukan. Hanya saja, tidak ada yang bisa memastikan, apakah amal kita diterima oleh Allah ta’ala, ataukah tidak. Sementara Allah telah menegaskan, Dia hanya akan menerima amal yang dilandasi dengan ketaqwaan.

Allah berfirman,

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

sesungguhnya Allah hanya menerima amal dari orang-orang yang bertaqwa.(QS. al-Maidah: 27).

Kondisi inilah yang membuat sebagian ulama di masa silam merasa resah ketika idul fitri. Mereka resah, bukan karena tidak punya baju baru. Mereka resah, karena mereka tidak tahu, apakah amal ibadahnya selama ramadhan diterima oleh Allah ataukah tidak diterima.

Malik bin Dinar seorang ulama tabiin pernah mengatakan,

الخَوفُ عَلَى العَمَلِ أَنْ لَا يَتَقَبَّلَ أَشَدُّ مِنَ العَمَلِ

Perasaan takut amalnya tidak diterima, lebih berat dibandingkan amal itu sendiri.(Lathaif al-Maarif, hlm. 368).

Ada seorang ulama tabitabiin, Abdul Aziz bin Abi Rawad, beliau menceritakan kondisi para tabiin di masa silam,

أَدْرَكْتُهُم يَـجْتَهِدُونَ فِي العَمَلِ الصَّالِـح فَإِذَا فَعَلُوهُ وَقَعَ عَلَيهِمُ الـهَمُّ أَيُقْبَلُ مِنهُمْ أَمْ لَا

Aku menjumpai para ulama, mereka bersungguh-sungguh dalam beramal soleh. Selesai beramal, timbul keresahan dari diri mereka, apakah amalnya diterima ataukah tidak. (Lathaif al-Maarif, hlm. 369).

 

Ma’asyiral muslimin wajumratal mu’minin Jamaah sholat Iedul Fitri rahimakumullah

 

Sebagai wujud rasa sayang kita, terhadap amal yang kita lakukan, perbanyak berdoa kepada Allah, agar Dia menerima amal kita.

Kebiasaan ini dilakukan para ulama masa jaman dahulu. Bahkan mereka selama 6 bulan setelah ramadhan itu selesai, mereka memperbanyak meminta kepada Allah agar amal ibadahnya diterima oleh Allah subhanahu wata’ala.

Mualla bin Al-Fadhl seorang ulama tabitabiin menceritakan kondisi para sahabat,

كَانُوا يَدْعُونَ اللهَ تَعَالَى سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُم رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُونَهُ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَ مِنهُمْ

pada zaman dahulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.(Lathaif Al-Maarif, hlm. 264)

Karena itu,pada hari ini, ketika kita bertemu kepada sesama muslim yang lainnya , mari kita perbanyak berdoa dan saling sama sama mengatakan, Taqabbalallahu minna wa minkum

 

Ma’asyiral muslimin wajumratal mu’minin Jamaah sholat Iedul Fitri rahimakumullah

 

Selama bulan ramadhan, kita banyak belajar untuk menyesuaikan diri dengan aturan syariat. Selama ramadhan pula, kita banyak belajar untuk menjadi orang baik. Namun perlu kita ingat, bahwa perjuangan agar menjadi seorang hamba Allah yang Allah cintai, tidak boleh hanya dilakukan ketika bulan ramadhan saja .

Karna rabb yang kita sembah di bulan ramadhan, sama dengan rabb yang kita sembah di luar ramadhan. Dan Allah memerintahkan kita, untuk menjadi hamba-Nya yang selalu istiqamah dalam beribadah.

Allah berfirman,

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ

maka beristiqamahlah kamu sebagaimana kamu diperintahkan.(QS. Hud: 112)

Lantas bagaimana caranya agar kita mudah istiqamah dalam beramal sholeh ?

Secara sederhana, ada 4 poin yang bisa kita lakukan agar kita bisa menjadi hamba yang istiqamah dalam beribadah :

Ma’asyiral muslimin wajumratal mu’minin Jamaah sholat Iedul Fitri rahimakumullah

Pertama, Jangan Pernah Meninggalkan Amal Yang Wajib

Berusaha menjaga ibadah wajib (shalat lima waktu) dan melengkapi dengan ibadah sunnah (seperti shalat sunnah rawatib, tahajud, dhuha, dan puasa sunnah termasuk puasa enam hari di bulan Syawal).

Jangan sampai kita meninggalkan kewajiban ini atau melakukannya di luar waktu yang telah disediakan. Untuk menjaga identitas kita sebagai muslim.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mengingatkan,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوهَا وَحَرَّمَ حُرُمَاتٍ فَلاَ تَنْتَهِكُوهَا وَحَدَّ حُدُودًا فَلاَ تَعْتَدُوهَا

Sesungguhnya Allah telah menetapkan beberapa kewajiban, oleh karena itu, jangan kalian menyepelekannya. Dan Allah telah mengharamkan beberapa larangan, jangan kalian melanggarnya, dan Allah menetapkan beberapa aturan, maka jangan melampaui batasannya. (HR. Daruquthni 4445)

 

Kedua, Rutinkanlah dengan amalan-amalan sunnah yang ringan.

Menjaga rutinitas amal sunnah, sehingga terjadilah sebuah keistiqomahan dalam beribadah, itu bukanlah sebuah perkara yang mudah, tidak semua sunnah yang nabi ajarkan bisa dikerjakan terus menerus oleh setiap hamba Allah, oleh karna itu pilihlah sebuah amalan yang ringan, tetapi kita yakin amalan tersebut mampu untuk kita kerjakan terus menerus, karna  Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا ، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ

Wahai seluruh ummat manusia, beramal-lah sesuai dengan kemampuan kalian. Karena sesungguhnya Allah tidak akan pernah bosan sampai kalian bosan. Sesungguhnya amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang paling rutin dikerjakan meskipun itu sedikit.(HR. Bukhari 5861)

Sedikit meskipun rutin, lebih dicintai Allah dari pada banyak namun hanya sekali seumur hidup, namun dari hadits ini dapat kita ambil kesimpulan, kalau dengan amal sholeh yang sedikit tapi rutin saja Allah mencintai seorang hamba, bagaimana dengan seorang hamba yang melakukan amal sholeh yang banyak kemudian hamba tersebut beristiqomah dengannya, pasti seseorang tersebut adalah orang yang paling Allah cintai.

Ma’asyiral muslimin wajumratal mu’minin Jamaah sholat Iedul Fitri rahimakumullah

Ketiga, bertemanlah dengan orang-orang sholeh

Teman punya pengaruh besar bagi seseorang. Dia bisa menjadi baik, karena teman. Sebaliknya, bisa menjadi jahat, juga karena teman. Jangan sampai, teman anda menyeret anda ke jurang bahaya, sementara anda tidak merasakan itu. Bertemanlah dengan orang baik, sedikit demi sedikit kita terbiasa melakukan kebaikan,sedangkan berteman dengan orang jahat,sedikit demi sedikit kita terbiasa melakukan kejahatan,

Karna agama seseorang itu tergantung kepada siapa dia berteman.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

Perumpamaan berteman dengan orang sholih dan orang yang terbiasa mekakukan keburukan adalah bagaikan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, engkau  mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.(HR. Bukhari 2101)

Oleh karna itu pilihlah kembali teman teman kita bergaul dalam keseharian kita, karna temanmu adalah syafaatmu kelak dihari kiamat.

Keempat, jangan lupa berdoa kepada Allah agar dimudahkan menjadi manusia yang istiqamah

Kita tidak bisa menjadi baik, tanpa pertolongan dari Allah. Oleh karena itu, bagian dari semangat untuk menjadi orang baik adalah memperbanyak memohon agar dibantu Allah untuk menjadi orang baik.

Salah satu doa yang harus kita rutinkan adalah dengan membaca,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).(HR. Tirmidzi, no. 2140; Ibnu Majah, no. 3834. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Atau bisa jua membaca :

اللَّهُمَّ أَعِنّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Ya Allah bantulah kami agar senantiasa bisa berdzikir, mengingat-Mu,dan bersyukur kepada-Mu, dan memperbagus ibadah kepada-Mu(HR. Abu Dawud 1524 – shahih)

 

Nasihat terakhir dari Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah dalam kitab Lathaif Al-Ma’arif, halaman 484 patut direnungkan. Beliau rahimahullah mengatakan,

لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجدِيْد إِنَّماَ اْلعِيْدُ لِمَنْ طَاعَاتُهُ تَزِيْد

لَيْسَ الْعِيْد لِمَنْ تَجَمَّلَ بِاللِّبَاسِ وَالرُّكُوْبِ إِنَّمَا العِيْدُ لِمَنْ غُفِرَتْ لَهُ الذُّنُوْب

Hari raya Id tidak diperuntukkan bagi orang yang memakai pakaian baru tanpa cacat, hari raya Id diperuntukkan bagi orang yang semakin bertambah ibadah dan taat.  Hari raya Id tidak diperuntukkan bagi orang yang bagus pakaian dan kendaraannya, hari raya Id diperuntukkan bagi orang yang diampuni dosa-dosanya.

 

 

Sebelum kita tutup khutbah idul fitri 1442 H pagi ini, marilah kita sama sama berdoa memohon kepada Allah subhanahu wata’ala semoga Allah subhanahu wata’ala menerima setiap doa doa yang kita panjatkan dan memberikan kesabaran bagi kita  kaum muslimin dan memberikan jalan keluar terbaik dalam menghadapi setiap ujian kehidupan.

 اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Duhai Allah kami memohon kepadamu, jika dihari raya idul fitri 1442 H ini, ada salah satu diantara kami datang membawa lumuran dosa, maka kami memohon kepadamu yaa rabb, sentuh hatinya yaa Allah, sentuh jiwanya, jangan sampai dia meninggalkan lapangan ini, kecuali engkau telah ampuni seluruh dosa dosanya,  allahumma walaa hamman illa farrajta jika ada yang datang kehari raya idul fitri ini membawa kegelisahan didalam hatinya, maka kami mohon kepadamu yaa rabb,jangan biarkan dia meninggalkan lapangan ini, kecuali engkau telah tenangkan keadaan jiwanya, allahumma yaa Allah walaa aasiron illa yassorta , jika ada yang datang kehari raya idul fitri ini membawa kesulitan dalam hidupnya,dirumah tangganya,pekerjaannya,kehidupan sosialnya,maka kami memohon kepadamu yaa rabb, jangan biarkan dia meninggalkan hari raya idul fitri 1442 H ini, kecuali engkau telah mudahkan segala urusan dunianya, duhai Allah,mohon rubah keadaan kami,perbaiki keadaan kami yaa Allah, pada keadaan yang lebih mendekatkan diri kami kepadamu yaa Allah, jika dihari raya idul fitri ini, dilapangan ini, ditempat ini, ada orang yang masih jauh darimu  yaa Allah, jauh dari menunaikan sholat,abai dari al-quran,sering berbuat maksiat, maka mohon kepadamu yaa Allah, sentuh kelembutan hatinya yaa Allah.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَارَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم


NANDA APRILIADI - Wakil Ketua Bidang Dakwah

Komplek Perguruan Muhammadiyah Alabio

Posting Komentar

0 Komentar